Tradisi Nyakak dan Sebambangan: Masihkah di Resapi Generasi Muda?
Teknokra.id - Halo Sobat Teknokra! Lampung merupakan pintu gerbang pulau sumatera yang memiliki slogan “Sang Bumi Ruwai Jurai”, masyarakat Lampung terdiri dari 2 yaitu pepadun dan saibatin yang diamna dari keduanya memiliki ciri khas masing-masing
Masyarakat
Lampung pepadun menganut sistem kekerabatan “patrilineal” yang dimana kedudukan
tertinggi secara adat dipegang oleh anak laki-laki tertua dari keturunan
tertua. Masyarakat pepadun menggunakan dialo o dalam berkomunikasi. Lampung
pepadun terdiri dari beberapa golongan yaitu:
- Abung
Siwou Migou
- Mego
Pak Tulang Bawang
- Buway
Lima Way Kanan dan Sungkai Lima
- Pubiyan Telue Suku
Masyarakat
Lampung pepadun dalam tradisi pernikahannya yang dimana pihak laki-laki akan
mengambil gadis dari rumahnya kemudian meninggalkan surat beserta uang yang
biasa disebut dengan Sebambangan (larian gadis). Kemudian pihak keluarga akan
mambaca surat tersebut dan menyetujui nya, serta uang yang di berikan oleh
pihak laki-laki akan digunakan untuk membeli keperluan pihak wanita seperti
perabot rumah tanggga, perhiasan, dll. biasanya dalam masyarakat pepadun
sebelum dilakukan pesta perkawinan akan dilakukan Begawi Cakak Pepadununtuk
menerima gelar adat.
Masyarakat
Lampung saibatin merupakan golongan yang biasanya tinggal di wilayah pesisir,
yang biasanya menggunakan dialek dalam berkomunikasi . Masyarakat lampung
saibatin juga memiliki gari sketurunan ayah “patrilineal”. Tetapi pada
masyarakat saibatin tidak mengenal ritual untuak menaikkan status sosial
masyarakat dikarenakan “SAIBATIN” yang
berarti satu budi atau satu tuan. Lampung saibatin memiliki bebrapa golongan
yaitu:
- Suku
Paksi Pak Sekala Brak
- Suku
Keratuan Melinting
- Suku
Keratuan Darah Putih
- Suku
Keratuan Semaka
Dalam
perkawinan masyarakat saibatin menggunakan Nyakak atau Matudau yang dimana
pihak laki-laki akan memberikan uang jojokh. Uang ini harus diberikan kepada
keluarga pihakmempelai perempuan dengan menggunakan sebuah upacara adat.
Masyarakat
Lampung Saibatin menganggap bahwa tradisi sebambangan bukan hal yang cukup
lazim dikarenakan menurut lampung saibatin dilakukan sebambangan jika mempelai
wanita sedang dalam kondisi hamil, selain itu jika melakukan tradisi ini
dianggap sebagai aib. Berbeda dengan masyarakat pepadun tradisi sebambangan
merupakan hal yang lazim dilakukan oleh masyarakat pepadun karena mereka
menggagap tradisi ini baik dan harus di lestarikan ke anak cucunya, dan jarang
sekali melakukan tradisi nyakak (memberikan uang jujokh). Meskipun terdapat
perbedaan dalam upacara perkawinan, bahasa, dan pelapisan sosialkedua
masyarakat hidup dan juga rukun.
Untuk
menjaga nilai-nilai budaya generasi muda memiliki peranan yang penting dalan
meneruskan tradisi ini, perlu memahami dan memaknai tradisi yang ada di
provinsi Lampung seperti tradisi Nyakak dan Sebambangan, yang melibatkan
keluarga dan juga komunitas adat untuk mendukung agar tradisi ini tetap ada (Penulis: Audhi Irina, Pendidikan Sejarah'22)