Tradisi Nyakak dan Sebambangan: Masihkah di Resapi Generasi Muda?

Teknokra.id - Halo Sobat Teknokra! Lampung merupakan pintu gerbang pulau sumatera yang memiliki slogan “Sang Bumi Ruwai Jurai”, masyarakat Lampung terdiri dari 2 yaitu pepadun dan saibatin yang diamna dari keduanya memiliki ciri khas masing-masing

Masyarakat Lampung pepadun menganut sistem kekerabatan “patrilineal” yang dimana kedudukan tertinggi secara adat dipegang oleh anak laki-laki tertua dari keturunan tertua. Masyarakat pepadun menggunakan dialo o dalam berkomunikasi. Lampung pepadun terdiri dari beberapa golongan yaitu:

  1. Abung Siwou Migou
  2. Mego Pak Tulang Bawang
  3.  Buway Lima Way Kanan dan Sungkai Lima
  4. Pubiyan Telue Suku

Masyarakat Lampung pepadun dalam tradisi pernikahannya yang dimana pihak laki-laki akan mengambil gadis dari rumahnya kemudian meninggalkan surat beserta uang yang biasa disebut dengan Sebambangan (larian gadis). Kemudian pihak keluarga akan mambaca surat tersebut dan menyetujui nya, serta uang yang di berikan oleh pihak laki-laki akan digunakan untuk membeli keperluan pihak wanita seperti perabot rumah tanggga, perhiasan, dll. biasanya dalam masyarakat pepadun sebelum dilakukan pesta perkawinan akan dilakukan Begawi Cakak Pepadununtuk menerima gelar adat.

Masyarakat Lampung saibatin merupakan golongan yang biasanya tinggal di wilayah pesisir, yang biasanya menggunakan dialek dalam berkomunikasi . Masyarakat lampung saibatin juga memiliki gari sketurunan ayah “patrilineal”. Tetapi pada masyarakat saibatin tidak mengenal ritual untuak menaikkan status sosial masyarakat dikarenakan  “SAIBATIN” yang berarti satu budi atau satu tuan. Lampung saibatin memiliki bebrapa golongan yaitu:

  1. Suku Paksi Pak Sekala Brak
  2. Suku Keratuan Melinting
  3.   Suku Keratuan Darah Putih
  4.   Suku Keratuan Semaka

Dalam perkawinan masyarakat saibatin menggunakan Nyakak atau Matudau yang dimana pihak laki-laki akan memberikan uang jojokh. Uang ini harus diberikan kepada keluarga pihakmempelai perempuan dengan menggunakan sebuah upacara adat.


Masyarakat Lampung Saibatin menganggap bahwa tradisi sebambangan bukan hal yang cukup lazim dikarenakan menurut lampung saibatin dilakukan sebambangan jika mempelai wanita sedang dalam kondisi hamil, selain itu jika melakukan tradisi ini dianggap sebagai aib. Berbeda dengan masyarakat pepadun tradisi sebambangan merupakan hal yang lazim dilakukan oleh masyarakat pepadun karena mereka menggagap tradisi ini baik dan harus di lestarikan ke anak cucunya, dan jarang sekali melakukan tradisi nyakak (memberikan uang jujokh). Meskipun terdapat perbedaan dalam upacara perkawinan, bahasa, dan pelapisan sosialkedua masyarakat hidup dan juga rukun.

Untuk menjaga nilai-nilai budaya generasi muda memiliki peranan yang penting dalan meneruskan tradisi ini, perlu memahami dan memaknai tradisi yang ada di provinsi Lampung seperti tradisi Nyakak dan Sebambangan, yang melibatkan keluarga dan juga komunitas adat untuk mendukung agar tradisi ini tetap ada (Penulis: Audhi Irina, Pendidikan Sejarah'22)




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel