Review How to Make Million Before Grandma Dies: Sederhana Namun Sarat Makna
Teknokra.id - How to Make Million Before Grandma Dies adalah film dengan genre keluarga yang berasal dari Thailand, pertama kali rilis penayangan di negara asalnya pada Kamis (04/04/2024) lalu disusul Indonesia pada Rabu (15/05/2024). Dengan itu, film ini adalah film dengan tema keluarga pertama yang tayang di bioskop Indonesia pada tahun 2024 dan sekarang ini sudah ditonton lebih dari 700.000 penonton.
Casting
film
Menempatkan
dua orang tokoh sebagai karakter utama dari film ini yaitu Usha Seamkhum sebagai “Amah” dan
Putthipong Assaratanakul sebagai “M” cucu dari Amah. Dan ada anak-anak Amah
yang diperankan oleh Sarinrat
Thomas sebagai “Chew” putri Amah dan Ibu dari M, Sanya Kunakorn sebagai “Kiang”
putra tertua Amah, Pongsatorn Jongwilas sebagai “Soei” putra bungsu Amah. Lalu
disutradarai dan ditulis oleh Pat Boonnitipat.
Sinematografi yang ciamik
Pemilihan sudut pengambilan gambar pada film ini patut diberi apresiasi, sebab setiap scene pada film ini benar-benar membuat kita beranggapan bahwa film ini adalah film yang layak sekali untuk ditonton karena banyak sekali detail-detail pengambilan gambar yang menjadikan setiap scene memiliki maksud dan pesan tersendiri. Sehingga mata penonton menjadi termanjakan dengan suguhan visual pada setiap scene.
Inti cerita yang
menyentuh
Dari awal hingga akhir film ini menceritakan
bagaimana kedekatan antara seorang cucu yaitu M dan neneknya yaitu Amah.
Diperankan dengan begitu baik dan menghayati layaknya nenek dan cucu pada
kehidupan nyata, membuat penonton merasa sangat relate dengan setiap
adegan yang dimainkan. Karena Amah mengidap kanker stadium 4 yang membuatnya
tidak memiliki banyak waktu lagi untuk hidup, sehingga membuat M yang pada saat
awal ia tinggal bersama Amah untuk mendapatkan perhatian Amah dan memberi
warisannya kepada M, berubah menjadi suatu perhatian yang benar-benar tulus
untuk merawat Amah hingga detik-detik terakhir Amah hidup.
Cerita yang ringan
Pembawaan setiap alur cerita di film ini,
dikemas begitu ringan dan tidak kompleks, sehingga penonton dapat dengan mudah
memahami bagaiman cerita pada film ini berjalan dari awal mulai hingga akhir
cerita. Dialog yang digunakan antar tokoh juga merupakan dialog yang biasa
terjadi layaknya sebuah keluarga, menggunakan kalimat sehari-hari. Sehingga
cocok sekali menikmati keseluruhan cerita tanpa harus berpikir terlalu rumit.
Emosi penonton dimainkan
Di awal film ini banyak sekali humor-humor yang
diberikan melalui tingkah laku M sebagai cucu kepada Amah. Namun dibalik humor
tersebut juga diselipkan sebuah dialog-dialog yang cukup serius sehingga cerita
menjadi seimbang. Ketika sudah mencapai puncak cerita dimana kondisi Amah
dengan kanker stadium 4 yang sudah cukup serius. Pada saat itu suasana cerita
seketika berubah menjadi sedih sampai film ini berakhir dimana Amah meninggal
dunia. Jadi film ini dapat dikatakan berhasil dalam memainkan emosi penonton
dengan suasana cerita yang dibangun dari seluruh elemen cerita.
Kekurangan
Walaupun film ini hampir mendekati sebuah film
yang sempurna, bukan berarti tidak memiliki sebuah kekurangan. Kekurangan pada
film ini terdapat pada beberapa dialog yang menggunakan istilah-istilah budaya Tionghoa yang membuat penonton mungkin akan bingung apa arti dari istilah
tersebut. Karena film ini adalah film yang menceritakan keluarga keturunan Tionghoa yang tinggal di Thailand.
Kesimpulan
Film ini sangat direkomendasikan sekali untuk kalian yang sedang mencari sebuah film bertema keluarga dengan kemasan cerita, sinematografi, dan makna cerita menjadi satu menghasilkan sebuah film yang begitu baik dan sayang sekali untuk dilewatkan. Film ini bisa untuk dinikmati oleh semua kalangan usia karena kembali lagi jiwa utama pada film ini adalah tentang keluarga. (Penulis : Wahab Ali)