Dampak Broken Home bagi Tumbuh Kembang Seorang Anak
Rabu, 06 Juli 2022
Teknokra.id - Saat rumah yang seharusnya menjadi tempat untuk pulang, justru menjadi tempat yang hampa dan sangat asing. Hal ini tentunya tak pernah diinginkan oleh semua orang bukan?
Ya, persoalan dalam rumah tangga dapat menyebabkan salah satu kerusakan terhadap mental seseorang anak. Di mana seharusnya setiap rumah menjadi tempat tinggal ternyaman dengan orang tua sebagai pelengkapnya, tetapi harus menjadi suatu hal yang menakutkan untuk anak yang mengalami depresi akibat perceraian orang tua. Banyak anak yang justru menjadi terisolasi dan bahkan menjadi sangat liar. Hal ini yang yang mendorong terjadinya kerusakan terhadap jati diri seorang anak.
Pengaruh tersebut di dapatkan dari pergaulan yang sangat bebas, tanpa ada teguran atau arahan dari orang tua. Hingga pada akhirnya mereka mencari kebebasan di dunia luar, mencari kenyamanan dengan cara yang salah, sebab mereka menganggap bahwa rumah bukan lagi tempat tinggal yang nyaman untuk mereka. Sesuai laporan statistik Indonesia, banyak nya jumlah kasus perceraian di Indonesia dapat mencapai 447.743 kasus pada tahun 2021, kasus ini sangat meningkat 53,50% daripada pada tahun 2020 yang hanya mencapai 291.677 kasus.
Nah, kali ini Teknokra.id akan memberikan informasi terkait dampak dari broken home terhadap tumbuh kembang anak. Yuk simak selengkapnya!
1. Bisa mengalami kesedihan yang cukup lama
Saat seorang anak menyadari bahwa adanya sebuah perpecahan di dalam keluarganya, tentu akan sangat membuatnya merasa sedih. Hal ini terjadi disebabkan si anak berpikir bahwa dengan segala hal yang terjadi, keluarganya bisa saja hancur dan tidak mungkin bisa kembali seperti dulu. Sehingga kenangan indah yang dilalui bersama keluarganya hilang dan tidak akan pernah terjadi lagi.
2. Selalu menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab terjadinya sebuah perpisahan keluarga
Nah, ini sering sekali terjadi loh! Banyak sekali anak yang merasa bahwa dirinya adalah penyebab perceraian orangtuanya. Dikarenakan sang anak sering merasa tidak percaya diri dan ia selalu merasa salah setiap melakukan sesuatu. Padahal, pemikiran semacam itu belum tentu benar loh! Perpisahan dalam keluarga bisa terjadi karena berbagai faktor. Namun, perlu diingat bahwa anak adalah manusia yang rapuh dan seharusnya tidak dibiarkan untuk mendengarkan pertengkaran dalam keluarganya.
3. Menjadi seseorang yang lebih posesif
Seorang anak broken home sangat posesif di dalam hal pertemanan atau percintaan. Hal ini dikarenakan ia sangat membutuhkan kasih sayang yang tidak bisa dia dapatkan dari keluarganya dan dia tidak ingin orang-orang yang berada di dekatnya akan pergi seperti orangtuanya juga. Inilah yang menyebabkan dia sangat posesif dan cenderung memiliki rasa cemburu yang berlebih pada orang di sekitarnya.
4. Sangat sulit percaya kepada orang lain
Menurut beberapa penelitian, anak broken home akan sangat sulit percaya kepada orang lain dan dia selalu merasa sedang di bohongi. Perasaan yang sangat sulit meneruh kepercayaan kepada orang lain ini sangat bisa menyebabkan si anak sangat mudah frustasi dan sering kali merasa kecil hati saat berhubungan atau bersosialisasi dengan orang lain.
5. Menjadi anak yang kurangnya kasih sayang
Dampak yang sangat terlihat di dalam broken home yaitu kurangnya kasih sayang orangtua kepada sang anak. Rasa kehilangan yang di rasakan seorang anak adalah rasa yang tidak dapat di kembalikan seperti semula. Anak broken home akan merasa bahwa tidak ada yang bisa menggantikan rasa kasih sayang tersebut dan sangat merasa seperti anak yang tidak di perhatikan bahkan sering sekali banyak anak broken home yang berkeliaran di luar untuk mencari kenyamanan yang tidak bisa dia dapatkan dalam keluarganya.
6. Kurang percaya diri
Dampak anak broken home yang paling sering terlihat adalah kurangnya rasa percaya diri terhadap diri sendiri dan tidak dapat menemukan identitas diri. Sebaliknya, justru yang ada hanyalah depresi dan kehampaan di dalam hati, sebab dia tidak tahu harus kemana untuk mengadukan semua rasa sakit yang dia alami sendiri. Selain itu, mereka cenderung memiliki mental yang sangat rapuh dan merasa hidupnya tidak sebaik kehidupan orang lain pada umumnya. Ia juga akan merasa kesulitan untuk mendapatkan kebahagiaannya sendiri, sehingga cenderung merasa paling lemah dan hidupnya tidak berguna. Meskipun demikian, tidak semua anak broken home akan merasakan hal ini.
7. Memiliki rasa trauma untuk menjalin hubungan dengan orang lain
Kondisi yang lebih parah akibat broken home adalah sangat sulit untuk menjalin hubungan dengan orang lain dan cenderung lebih suka menyendiri. Ia menganggap bahwa dirinya takut hal yang sudah di alami orangtuanya akan terjadi kepada dirinya.
Nah, itulah beberapa dampak negatif bagi seorang anak yang mengalami broken home. Akan tetapi, tidak semua anak yang mengalami broken home akan merasakan hal yang sama. Hal ini kembali lagi pada bagaimana cara si anak dalam mengatasi, memotivasi diri dan berapa lama waktu baginya untuk belajar menerima kenyataan tersebut. Dan, untuk para orangtua, mulai diperhatikan lagi ya, karena apa yang terjadi dalam keluarga bisa saja sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak! Semoga bermanfaat (Penulis: Dede Maesin).