Tentang Nuwo Sesat: Rumah Adat Warisan Nenek Moyang Milik Lampung
Teknokra.id - Rumah dengan bentuk rumah panggung itu bernama Nuwo Sesat, rumah adat Provinsi Lampung yang memiliki arsitektur umum yang digunakan oleh rumah-rumah adat yang ada di Sumatera yang berfungsi untuk menahan serangan hewan buas.
Rumah adat yang bernama lain Sesat Balai Agung ini memiliki arti tempat atau bangunan musyawarah. Dikutip dari situs milik kemendikbud, Nuwo Sesat merupakan balai pertemuan adat tempat para rurwatin (penyimbang) pada saat mengadakan pepung adat (musyawarah).
Rumah adat ini dibangun dengan bahan dasar kayu dengan bagian atap dibuat dari daun ilalang Penggunaan kedua bahan tersebut tidak lepas dari peninggalan sejarah dan nenek moyang, penggunaan ilalang menunjukkan bahwa masyarakat Lampung begitu menghargai hasil sumber daya alam, sedangkan penggunaan kayu dimaksudkan untuk menahan jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi.
Bangunannya berbentuk persegi panjang serta tinggi bangunan yang mengelilingi ruang ditenganya dibuat menjadi setengah banguna. Di tengahnya terdapat tangga yang disebut Jambat Agung berdiri di tengah bangunan anjung yang terhubung langsung dengan bangunan induk.
Nawo Sesat memiliki beberapa bagian, yakni Anjungan (serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil), Pusiban Pusiban (ruang dalam yang digunakan sebagai tempat musyawarah resmi), Ruang Tetabuhan (ruangan tempat menyimpan alat musik tradisional), Ruang Gajah Merem (ruangan ini digunakan untuk tempat istirahat bagi para penyimbang), dan Ijan Geladak Ijan (tangga masuk yang dilengkapi dengan atap. Atap rumah adat ini disebut Rurung Agung).
Rumah adat yang biasa digunakan sebagai tempat pertemuan antar marga ini memiliki ciri khas lambang garuda yang melambangkan marga Lampung dan terdapat tiga macam payung di bagian atas Jambat Agung, yakni Putih, Kuning, dan Merah.
Masing-masing warna mewakilkan makna masing-masing, Putih adalah untuk tingkat marga, Kuning untuk tingkat kampung, dan Merah untuk tingkat Suku (Penulis: Rahel Azzahra).